Pekanbaru, Riau – Mitrapolri.com |
Langkah PT Agrinas Palma Nusantara (APN) memperkenalkan skema baru Kerja Sama Operasi (KSO) memicu badai kritik.
Organisasi Elang 3 Hambalang Riau, jaringan kader muda nasionalis pendukung Presiden Prabowo Subianto, menilai kebijakan itu tak ubahnya seperti “kudeta halus atas kebun rakyat” — dengan dalih efisiensi dan profesionalitas.
Dalam pernyataannya, Pebriyan Winaldi, perwakilan Elang 3 Hambalang Riau, menuding kebijakan tersebut sebagai rekayasa sistematis dari Wakil Direktur Utama Agrinas untuk mengambil alih kembali kebun-kebun milik rakyat yang selama ini dikelola secara mandiri oleh koperasi dan kelompok tani.
“Ini bukan sekadar kebijakan teknis. Ini cara licik untuk membunuh kemandirian petani dan menyingkirkan koperasi kecil,” tegas Pebriyan, Sabtu (8/11/2025).
“Kebun rakyat akan kembali ke tangan korporasi lewat jalur legal yang dibungkus dengan istilah KSO.”
- BACA JUGA : KIP Nagan Raya Gelar Rakor PPDB Triwulan IV
- BACA JUGA : Mafia Sawit Dibalik Skema KSO: Ketua Elang 3 Hambalang Desak Presiden Prabowo Copot Wadirut Agrinas Palma Nusantara
- BACA JUGA : Wajah Baru di Luwu Raya! Kasat Reskrim Luwu dan Lutim Tukar Komando
Skema KSO: Bagi Hasil yang Tak Berpihak
Dalam rancangan baru KSO, 55 persen hasil kebun diberikan kepada mitra (45 persen operasional + 10 persen margin), sementara 45 persen langsung diserap oleh APN dari total pendapatan.
Namun terdapat klausul yang dinilai menjerat: mitra wajib melakukan pemupukan hingga Desember 2025, jika tidak, hak mereka akan dipotong 25 persen dari porsi 55 persen.
Selain itu, mitra dilarang menjual hasil panen TBS secara mandiri, dan seluruh hasil wajib dijual melalui Agrinas.
Kebijakan ini, menurut Elang 3 Hambalang, secara terang menghapus ruang kemandirian petani. Mereka menilai Agrinas telah bertransformasi dari “mitra rakyat” menjadi “korporasi predator” yang berlindung di balik jargon pembangunan nasional.
“Besar dugaan kami, Wadirut Agrinas adalah otak di balik skema ini. Polanya terlalu rapi untuk kebijakan biasa. Ini akal-akalan agar mitra kecil menyerah dan tanahnya kembali dikuasai perusahaan,” ungkap Pebriyan.
“Agrinas Jangan Kotori Tujuan Mulia Prabowo”
Pebriyan menegaskan, sikap keras ini bukan pandangan pribadi, melainkan arahan langsung Ketua Umum Elang 3 Hambalang Dedi Safrizal dan Sekjen Gansa Satria Darma.
Keduanya menilai Agrinas telah melenceng jauh dari roh perjuangan Presiden Prabowo Subianto — yang menempatkan kedaulatan pangan dan kesejahteraan petani sebagai pilar utama ekonomi nasional.
“Agrinas jangan kotori tujuan mulia Prabowo! Jangan jadikan visi besar beliau sebagai tameng untuk mengeruk keuntungan segelintir oknum. Kalau ini dibiarkan, Prabowo akan dikhianati oleh orang-orang yang mengaku mendukung visinya”, ujar Pebriyan lantang.
Desakan Evaluasi dan Ancaman Aksi
Elang 3 Hambalang menuntut evaluasi total terhadap jajaran manajemen Agrinas, terutama Wadirut yang diduga menjadi arsitek kebijakan timpang ini.
“Kalau Agrinas terus dibiarkan seperti ini, cita-cita besar Prabowo untuk kedaulatan pangan dan kesejahteraan petani hanya akan jadi slogan kosong. Kami, Elang 3 Hambalang, tidak akan tinggal diam. Kami akan turun langsung jika kebijakan ini tidak dievaluasi”, tegas Pebriyan.
Pernyataan keras ini menandai titik panas baru dalam hubungan antara jaringan relawan Prabowo dan institusi bisnis yang mengklaim membawa bendera perjuangan ekonomi rakyat.
Bagi Elang 3 Hambalang, KSO versi Agrinas bukan sekadar kontrak bisnis tapi bentuk penjajahan gaya baru di tanah petani.
(Red/tim)




