Langsa, Aceh – Mitrapolri.com
Pada hari Kamis (24/02/20), Menghabiskan masa tuanya bersama keluarganya di gubuk reyot tak layak huni. Walau kondisi sudah tua ia tetap berusaha keras untuk mendapatkan biaya hidup sehari-hari. Ia bekerja mencari barang bekas setiap hari.
“Sekarang saya tidak sanggup kerja lain karena kondisi sudah tua. Paling mencari barang bekas satu hari dapat Rp 50000, itu saya cukup cukupkan untuk kebutuhan belanja di rumah dan Anak Sekolah,” ungkapnya.
Rumah gubuk berukuran 4×6 meter itu terbuat dari papan sampiran dan atap rumbia. Kondisi sebagian atap dan dinding telah lama rusak dan terbuka. Akibatnya saat musim hujan, Kakek M.Yunus Dan istri anak-anaknya terpaksa tidur dalam keadaan basah kuyup dan kedinginan.
- BACA JUGA : Gubernur Kalah Telak Hadapi Agus Flores, 43 IUP di Sulteng di Tolak Menteri ESDM
- BACA JUGA : Wujudkan Polisi & PNS Sehat dan Bersemangat, Tim Biddokkes Polda Sumsel Laksanakan Rikkes Berkala Bagi Personel Polda Sumsel
- BACA JUGA : Masyarakat Aceh Kutuk Yaqut, Elemen Sipil: Dia Lebih Parah dari Ahok
“Kalau hujan, basah, karena atap dan dinding sudah banyak bocor, mau saya perbaiki tidak ada biaya. Saya berharap ada bantuan untuk memperbaiki rumah, karena kalau hujan basah,” harapnya.
Kakek M.Yunus bercerita, beberapa
Tahun lalu didatangi orang yang dikiranya dari pemerintah.
“Orang itu meminta memfoto Rumah untuk pengurusan rumah bantuan untuknya. Namun ditunggu-tunggu tidak ada bantuan apapun malah enggak kembali sampai sekarang,” ujarnya.
Jumiati Istri Kakek M.Yunus mengatakan, “Beberapa waktu lalu saya mengajukan permohonan bantuan rumah kepada Pemerintah. Namun hingga kini, Kami tak kunjung mendapatkan bantuan apapun rumah yang layak.”
Jumiati tinggal bersama suami dan anaknya karena sebelumnya dia tinggal di rumah sewa dengan keluarganya.
“Dari dulu memang tidak ada perhatian dari pemerintah. Harapan saya ada pihak yang mau membantu membangun rumah Saya.” tuturnya.
Liputan : FADLI