Nagan Raya, Aceh – Mitrapolri.com
Sulitnya akses masuk ke dalam Lokasi PLTU 3-4 yang berlokasi di Desa Suak Puntong kecamatan Kuala pesisir Kabupaten Nagan Raya membuat berang para ketua organisasi yang mendatangi komplek PLTU 3-4 Jum’at (31/03) atas undangan Pihak perusahaan melalui Wakil Ketua DPRK Nagan Raya Puji Hartini.
“Kami sangat kecewa hari ini setelah kami diundang untuk menindak lanjuti persoalan rekrutmen tenaga kerja lokal dan beberapa persoalan lain, ternyata untuk masuk kedalam kantor nya saja kami sangat dipersulit, satu jam lebih kami menunggu untuk memperoleh izin masuk, pintu masuk yang dijaga ketat oleh aparat TNI itu hanya terbuka sebahagian”, ujar Muhammad Dustur Ketua LBH-AKA Nagan Raya yang didampingi oleh sejumlah pengurus OKP, Ormas dan LSM.
“Kemarin kami telah kecewa dengan sikap dari manajemen PT. MPG yang tidak membawa data tenaga kerja saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) di DPRK Nagan Raya dan hari ini kami dipersulit lagi untuk masuk ke lokasi perusahaan milik warga Negara RRC ini. Ini kan menjadi tanda tanya besar ada apa didalam kenapa seperti nya pihak perusahaan terkesan tertutup dengan warga sekitar”, tambah Dustur.
- BACA JUGA : Kasus Kematian Bripka AS, Polda Sumut Periksa Kedua Orangtuanya
- BACA JUGA : Soal Sengketa Lahan, Puluhan Warga Lae Mate Datangi YARA Minta Pendampingan Hukum
- BACA JUGA : AP, Terduga Pengedar Sabu Diamankan Sat Narkoba Polres PALI
Amatan Mitrapolri.com, didalam lokasi perkantoran tersebut ada pos pengamanan yang dijaga security warga Negara Asing.
Sementara dipos utama dijaga ketat oleh aparat TNI. Sementara itu tidak terlihat aparat kepolisian yang berjaga disana.
Setelah mendapatkan perlakuan yang tidak lazim sejumlah pengurus LSM, ormas dan OKP meninggalkan lokasi PLTU 3-4 dan berjanji akan segera melakukan aksi besar – besaran, karena diduga banyak permasalahan didalam perusahaan pembangkit listrik ini.
Sementara itu salah seorang warga Desa Suak puntong yang ditemui media dilokasi perusahaan mengatakan bahwa para pekerja WNA itu ada yang diduga menggunakan paspor pelancong bukan visa tenaga kerja.
“Iya baru-baru ini ada datang dari imigrasi meulaboh dan kami melihat ada beberapa pekerja asing yang lari kehutan dibelakang Perusahaan”, ujar warga tersebut yang enggan disebut namanya.
(T. RIDWAN)