Nias Barat – Mitrapolri.com |
Penggunaan alat berat berupa beko (excavator) untuk penggalian bahan material di sekitar Jembatan Lahomi, Kabupaten Nias Barat, menjadi perhatian masyarakat dan pihak berwenang.
Penggalian ini terpantau wartawan pada kamis 13/06/2024, dilakukan sekitar 100 meter dari jembatan, baik di hulu maupun di hilir. Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Kasatpol PP) Nias Barat menegaskan pentingnya penertiban di area tersebut.
Berdasarkan informasi dari masyarakat, material yang digali tersebut digunakan untuk pembangunan jalan dan jembatan di Sirombu-Afulu (MYC), yang sedang dikerjakan oleh Jaya Konstruksi-TPJ KSO yang beranggaran sebesar Rp 321.300.000.000. Proyek ini memerlukan bahan material yang cukup banyak, yang diambil dari sekitar Jembatan Lahomi.
Kasatpol PP Nias Barat, Faatulo Lase, menjelaskan bahwa jumlah personel Satpol PP sangat terbatas untuk melakukan penjagaan di lokasi tersebut.
“Untuk penjagaan tangkahan, personil kita di Satpol PP terbatas, jumlah kita hanya 13 orang termasuk kasatnya,” jelasnya.
Hal ini menjadi tantangan dalam upaya penertiban dan pengawasan aktivitas penggalian di area sekitar jembatan.
Lebih lanjut, Faatulo Lase menyebutkan adanya surat dari Sekretaris Daerah (Sekda) kepada Camat Lahomi, dengan tembusan kepada Satpol PP, yang meminta agar masyarakat diberikan pemahaman mengenai pentingnya penertiban tangkahan.
- BACA JUGA : Persiapkan Pilkada Serentak, Lapas Kelas IIA Pematangsiantar Lakukan Koordinasi dengan KPU Simalungun
- BACA JUGA : Polres Belawan Tangkap Anggota Geng Motor Bersajam di Marelan
- BACA JUGA : Mabes Polri dan Polda Sumut berhasil Ungkap Clandestine Laboratorium Ekstasi di Medan
“Surat tersebut dikeluarkan tiga hari yang lalu. Kalau tidak salah, tiga hari yang lalu ada surat sekda kepada camat Lahomi, tembusan kami di sini, supaya diberikan pengertian kepada masyarakat tentang penertiban tangkahan,” pungkasnya.
Faatulo juga menekankan urgensi untuk menjaga jarak penggalian dari jembatan agar tidak mengancam kestabilannya.
“Sebenarnya jembatan itu sangat urgen, dan untuk penggalian bahan material seharusnya dijauhkan sedikit dari jembatan, sekitaran 200 meter. Jika ada penggalian di sekitar jembatan, apalagi menggunakan alat berat seperti beko, pasti bisa cepat longsor dan bisa mengakibatkan jembatan itu rusak,” terangnya.
Hal ini menunjukkan kekhawatiran terhadap potensi kerusakan jembatan yang dapat mengganggu konektivitas di wilayah tersebut.
Kasatpol PP juga membandingkan pentingnya Jembatan Lahomi dengan jembatan lain di daerah sekitar, menunjukkan tingkat urgensi dan pentingnya jembatan tersebut bagi masyarakat.
“Jembatan Lahomi itu sangat urgen, dan kalau di Gunungsitoli dia sama seperti Jembatan Nou. Jembatan itu sangat urgen dipelihara dan ditertibkan,” tambahnya.
Hal ini menunjukkan bahwa pemeliharaan dan penertiban aktivitas di sekitar jembatan menjadi prioritas utama untuk mencegah kerusakan lebih lanjut.
(P. Gulo)