Purbalingga, Jateng – Mitrapolri.com|
Pasukan Slamet Wahidin (PSW) menegaskan kesiapannya menggelar aksi massa turun ke jalan pada 29 September 2025. Aksi ini bertujuan menagih janji kampanye Bupati Purbalingga pada Pilkada 2024 yang dinilai belum menyentuh masyarakat kecil.
Hal itu disampaikan dalam rapat konsolidasi bersama seluruh koordinator kecamatan (korcam) se-Kabupaten Purbalingga di rumah Slamet Wahidin, Mangunegara RT 06/03, Kecamatan Mrebet, Minggu (21/9/2025). Pertemuan ini juga sekaligus mendata peserta aksi agar gerakan tetap murni dan tidak ditunggangi pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
Pesan Abah SW: Jangan Anarkis
Abah SW mengingatkan peserta aksi untuk tetap menjaga ketertiban dan tidak terprovokasi.
“Aksi ini murni suara masyarakat kecil. Jangan ada tindakan anarkis, karena itu hanya akan merugikan kita sendiri maupun pemerintah kabupaten,” tegasnya.
Ia juga mengimbau masyarakat Purbalingga agar tetap beraktivitas seperti biasa saat aksi berlangsung.
- BACA JUGA : Peredaran 46,7 Kg Sabu Lintas Provinsi Berhasil Digagalkan Polres Lamandau, Kapolda Kalteng: Keberhasilan Ini Selamatkan 885 Ribu Jiwa
- BACA JUGA : Sedekah Bumi Desa Situsari Kampung Ciuncal
- BACA JUGA : Baksos Kesehatan TNI dalam Rangka HUT ke 80 TNI
9 Program Unggulan yang Ditagih
PSW menuntut agar Bupati Purbalingga menepati 9 program unggulan yang pernah dijanjikan saat kampanye Pilkada 2024, yaitu:
1. Pertumbuhan ekonomi & peningkatan PAD mencapai Rp 500 miliar.
2. Kualitas jalan mulus di seluruh Purbalingga.
3. Penciptaan 10.000 lapangan kerja baru khusus untuk laki-laki.
4. Dukungan dana untuk UMKM & wirausaha baru.
5. Penyediaan fasilitas kendaraan 1 desa 1 mobil.
6. Menciptakan produk unggulan dari Kabupaten Purbalingga.
7. Menyiapkan 10.000 SDM unggul siap kerja.
8. Peningkatan layanan kesehatan gratis.
9. Dana bergulir untuk pemberdayaan ekonomi warga, Rp 1 juta per RT.
Tagih Janji, Bukan Gaduh
Aksi turun ke jalan ini, lanjut PSW, bukan untuk membuat kegaduhan, tetapi untuk mengingatkan pemimpin daerah agar serius menjalankan program yang sudah dijanjikan.
“Kami hanya menagih janji. Karena janji adalah utang. Dan masyarakat kecil menunggu bukti, bukan sekadar kata-kata,” ujar Abah SW.
(Budi Santoso)