Kampar, Riau – Mitrapolri.com |
Pagi itu, Jumat (31/10/2025), halaman Mesjid Attaqwa di Dusun Paduko Ghajo, Desa Padang Mutung, terasa berbeda. Ratusan warga berdatangan, sebagian membawa karung kosong, sebagian lagi hanya ingin menyaksikan momen yang jarang mereka lihat. Seorang direktur perusahaan turun langsung membagi beras kepada masyarakatnya.
Dialah Pebriyan Winaldi, Direktur Utama PT Green Palma Riau Jaya sekaligus Pembina Kelompok Tani Kampar Jaya Bersama. Dengan tangan sendiri, ia menyalurkan 6 ton beras dalam program sosial bertajuk “Jumat Berkah.”
Di tengah wajah-wajah lelah para petani dan ibu rumah tangga, hadir senyum dan tawa.

“Kami ingin tumbuh bersama masyarakat. Apa yang kami hasilkan dari bumi ini, harus kembali untuk mereka,” ujar Pebriyan, suaranya tegas tapi lembut, mencairkan suasana.
- BACA JUGA : Konsisten Berbagi! PT Green Palma Riau Jaya Salurkan 1 Ton Beras Tiap Pekan untuk Warga, Dirut Pebriyan: Kami Hadir untuk Rakyat
 
 
- BACA JUGA : Peduli Pendidikan, PT Green Palma Riau Jaya Bantu MDTA Muzdalifah Rp10 Juta
 
 
- BACA JUGA : Perhatian pada Dunia Pendidikan, PT Green Palma Riau Jaya Bantu MDA dan Guru Ngaji di Kampar
Perusahaan Sawit, Kini Berwajah Manusia
Selama lebih dari satu dekade, nama PT Green Palma Riau Jaya kerap terdengar namun jarang terasa. Bagi warga, perusahaan sawit ini seperti raksasa tanpa wajah: besar, berpengaruh, tapi jauh. Kini, di bawah kepemimpinan Pebriyan, citra itu mulai berubah.
“Perusahaan ini sudah berdiri lebih dari sepuluh tahun. Tapi baru sekarang masyarakat merasakan kehadirannya,” ucap seorang warga, matanya berbinar sambil mengangkat karung beras.
Dalam kegiatan yang berlangsung dari pukul 09.00 hingga 11.00 WIB itu, hadir pula Kapolsek Kampar AKP Ardiansyah, Danramil 07/KPR Diding Saputra, Camat Kampar Sendi Septian, Kades Abdul Muis, dan ninik mamak setempat. Semua larut dalam suasana haru, menyaksikan bagaimana kegiatan sederhana bisa menghidupkan kembali kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan besar.
Aksi Nyata Seorang Kader Gerindra
Pebriyan yang juga kader Partai Gerindra mengaitkan gerak sosialnya dengan semangat Asta Cita Presiden Prabowo Subianto.
“Kesejahteraan rakyat bukan hanya urusan pemerintah. Swasta pun punya tanggung jawab moral. Kami akan bantu guru MDTA, guru ngaji, dan pengurus masjid di Kampar,” ujarnya.
Tak banyak pejabat yang berbicara dengan cara sejujur itu apalagi dari dunia korporasi. Tapi Pebriyan tampak berbeda. Ia tidak hanya ingin dikenal sebagai pengusaha sawit, melainkan sebagai bagian dari masyarakat yang lahannya ia olah.
Dari Karung Beras ke Rasa Percaya
Enam ton beras yang dibagikan mungkin tak akan mengubah hidup seluruh warga Padang Mutung. Tapi bagi mereka yang menerimanya, ada makna yang lebih besar: rasa dihargai dan diperhatikan.
Ketika seorang ibu menunduk sambil mengucap terima kasih, Pebriyan menjabat tangannya erat.
“Bantuan ini kecil, tapi doa kalian besar. Doa masyarakat adalah energi kami,” katanya.
Kegiatan ditutup dengan doa bersama dan foto bersama warga. Tak ada jarak antara pemimpin dan rakyat hanya deretan senyum yang tulus, dan keyakinan bahwa Jumat itu memang benar-benar membawa berkah.
(Red/tim)
 
			







