Simalungun – Mitrapolri.com |
Untuk menambah keteduhan proses belajar mengajar dari panas nya cuaca terik matahari, Kepala SMP Negeri 2 Kecamatan Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun yang terdahulu menanam pohon Jati di sekitar lapangan agar para murid waktu istirahat jam belajar bisa berteduh.
Tetapi beda dengan Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Tanah Jawa saat ini B. Haloho malah menumbang kayu jati dan menjual nya kepada toke kayu.
Penjualan kayu jati yang diduga dilakukan oleh kepala sekolah, diketahui melalui salah satu Guru yang tak mau disebutkan namanya sebagai narasumber mengatakan bahwa pohon jati ditumbang dan di jual.
Mendapat informasi, awak media Mitrapolri.com melakukan investigasi langsung ke sekolah (senin 11/03/2024) sekitar jam 10.15 Wib dan benar ada penumbangan kayu serta mobil yang lagi bermuat.
- BACA JUGA : 38 Warga Jemaat BNKP Dima Resort 27 Keracunan Makanan
- BACA JUGA : Dandim 0103/Aceh Utara Letkol Kav Makhyar Cek Keamanan Gudang Senjata dan Munisi
- BACA JUGA : Himpunan Masyarakat Kemukiman Blang Ara Nagan Raya Santuni 78 Orang Anak Yatim dan Piatu
Saat terjadi penumbangan, kru media menanyakan kepada sopir mobil yang mengangkut kayu.
Apakah benar kayu tersebut dibeli?
Sopir tersebut menjawab, “benar bang dan kami bawa ke luar dari Simalungun”.
Ketika ditanya besaran harga kayu tersebut, supir mengatakan tidak mengetahuinya.
“Yang tau agen kita bang dan lagi keluar”, ucapnya.
Mendapat imformasi, kru media mencoba menemui kepala sekolah untuk menanyakan kebenaran nya, tetapi staff nya mengatakan kepala sekolah sedang rapat di Raya.
Selanjutnya, kru media meminta keterangan dari Kabid Sarana Prasarana Farolan Sidauruk. Dirinya tegas mengatakan tindakan yang dilakukan kepala sekolah SMPN 2 Tanah Jawa tersebut tidak dibenarkan.
“Tidak dibenarkan menjual apapun aset pemerintah walau bentuk apapun, termasuk pohon yang ada dalam lingkungan sekolah. Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Tanah Jawa B. Sihaloho tidak pernah memberitahukan kepada dinas pendidikan terkait alasan penumbangan pohon jati, apalagi penjualan kayunya”, tegas Farolan Sidauruk menutup komunikasi.
(BS)




