Kupang, NTT – Mitrapolri.com
Ruas jalan provinsi Oekabiti – Oemoro (Amarasi) yang baru diperbaiki beberapa waktu lalu (TA 2022) rusak parah. Kerusakan berada pada wilayah Tesbatan dan Oenoni I. Hal ini nampak pada beberapa titik yang aspalnya sudah terbongkar dan ditutup menggunakan semen campur kerikil.
Kepada Mitrapolri.com, Kamis 16 Maret 2023, dirinya mempertanyakan kualitas jalan tersebut yang baru saja selesai dikerjakan namun sudah rusak. Hal ini menjadi polemik di tengah masyarakat terkhususnya para pengguna jalan.
“Saya turun lihat langsung kondisi jalan ini dan memang sangat parah karena jumlah titik yang rusak cukup banyak. Pemerintah daerah dan penegak hukum diharapkan segera turun dan mengecek kualitas jalan ini. Titik yang rusak ditambal pakai semen. Pertanyaannya bagaimana mungkin proyek yang baru selesai dikerjakan bukannya diperbaiki sebagai wujud tanggung jawab namun hanya ditambal pakai semen. Jangan kami masyarakat dibodohi dengan hal seperti ini. Ini uang pajak rakyat,” ujarnya Chris kesal.
Tokoh muda Amarasi ini pertanyakan cara kerja dan kualitas jalan di wilayah Tesbatan dan Oenoni 1. Proyek jalan tersebut nampaknya dikerjakan asal jadi. Selain tipis dan diduga tidak sesuai standar, asas manfaat pun tidak ada sama sekali.
- BACA JUGA : Bupati Sampaikan LKPJ di Sidang Paripurna DPRD
- BACA JUGA : Bhayangkara Patroli dan Baron Lingkungan, Personel Polresta Manado Ajak Warga Jaga Kamtibmas Kondusif
- BACA JUGA : Ciptakan Keamanan dan Ketertiban di Malam Hari, Satuan Samapta Polresta Manado Melaksanakan Patroli Presisi
“Sebagai anak Amarasi saya cukup sayangkan cara kerja seperti ini. Rakyat memang butuh perbaikan jalan namun alangkah baiknya dikerjakan semaksimal juga, kasihan kalau sudah dipercaya untuk kerja tali hasilnya rusak seperti ini. Selain masyarakat dirugikan, Negara juga ikut rugi,” ujar Chris.
Menurut Chris, jika semua titik yang rusak ditambal menggunakan campuran semen maka pastinya tidak akan bertahan lama. Hal ini karena kualitas semen berbeda dengan aspal ditambah lagi intensitas pengguna jalan yang cukup tinggi di wilayah tersebut.
“Ini jalan utama yang dipakai masyarakat untuk beraktivitas. Saya harap dinas terkait khususnya PUPR agar segera merespon. Masyarakat cukup resah dengan cara kerja kontraktor seperti ini. Kalau bisa ada tekanan untuk rekanan agar segera membongkar semen lalu menggantinya menggunakan aspal,” kata Chris.
Dirinya juga menilai, pemerintah daerah bersama DPRD ada dugaan kesengajaan atau lalai dalam melaksanakan tugasnya dalam pengawasan. Sehingga saat inu sudah semestinya segera melakukan perbaikan dengan cara menerjunkan tim pengawasan yang bertugas mencari dan menemukan solusi bagi jalan umum yang rusak tersebut.
(MEYDI SIMON LEGIFANI)