ACEH – MITRAPOLRI.COM
Pada umumnya setiap insan itu memiliki karakteristiknya masing-masing, entah itu baik atau buruk namun baik atau buruknya karakter kita tergantung bagaimana kita dalam membentuk. Membentuk karakter bukanlah hal yang mudah dan bukan pula hal yang tidak bisa dilakukan.
Berbagai macam karakter yang berbeda-beda diantara baik dan buruk. Namun untuk mendaur ulang terhadap karakter buruk yang kita miliki bisa membantu kita agar menemukan kembali siapa jati diri kita yang sebenarnya dalam menjadikan pribadi yang lebih berpekerti. Ketika kita ingin membentuk karakter maka kita harus melakukannya dengan tepat agar bisa menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya.
Dalam hal ini, tidak terlepas tentang bagaimana kepribadiannya Rasulullah SAW. sang panutan sejati yang semestinya kita teladani sebagai teladan disepanjang masa. Mulai dari cara bejalan beliau, kesopanan akhlaknya dan kelembutan nada bicaranya.
Merosotnya nilai baik dari kepribadian kita sisebabkan karena kita telah mengidolakan yang salah! Apakah Rasulullah kurang dalam hal berakhlakul karimah? Dilihat dari berbagai sudut pandang aspek kehidupan, Maka karakter Rasulullah lah yang sangat patut dicontohi.
Dilihat dari berbagai aspek kehidupan bahwa, sumbang kasih akhlak serta karakter yang disalurkan baginda sangatlah luar biasa dan patut kita contohi, intinya kita harus mengenal dulu siapa sang Nabi agar bisa meneladani dan salah satu bukti dari keimanan kita kepada Nabi adalah dengan cara menekuni beliau disegala aspek kehidupan, karena menekuni dan mentaati yang diperintahnya adalah bukti ketaatan kita kepada Allah SWT.
Banyak dari kalangan kita ummat akhir zaman yang selalu tergiur dengan hal-hal yang terkadang tidak penting, pesimis dengan segala keadaan, mudah bersedih serta keegoisan yang selalu meningkat, padahal baginda tidak mengajarkan demikian dan membuat kita semakin terobsesi dengan hal-hal yang tidak penting sehingga dapat terobservasi disegala sisi.
Oleh karena demikian, mari meneladani nabi untuk selalu tenang dalam mengambil posisi. Menjadi pribadi yang lebih baik lagi melalui tingkat tensi akhlak yang dicontohkan sang Nabi, menanggapi sebuah permasalahan dengan tenang, tidak tergesa-gesa dalam mengambil keputusan, senantiasa membalas kejahatan dengan sebuah kebaikan, juga kebaikan dan perbaikan yang sedang kita usahakan agar lebih optimis lagi agar tidak selalu mengikuti trending sehingga hal-hal kecil yang tidak penting pun ikut diunjing.
Cobalah untuk tidak lagi berurusan dengan hal yang tidak penting, tidak tenggelam dalam urusan orang lain, berpenampilan lebih sederhana, dan senantiasa selalu bersanding tanpa perlu menuding. Rasulullah tidak pernah menuding, tidak pernah mengucili, dan tidak pernah berkecimpung dengan hal-hal yang tidak penting. Lantas kenapa kita ummatnya tidak menghiraukan itu semua! Karena tidak pernah jumpa baginda? Tidak hadir jasadnya ditengah-tengah kita?
- BACA JUGA : Polsek Singingi Hilir Ciduk Pelaku Penyalahguna Narkotika Sabu Sabu
- BACA JUGA : Kapolres Pangkalpinang AKBP Dwi Budi Murtiono, S.I.K M.H, Menyampaikan Ucapan Selamat HUT Humas Polri ke – 71 Tahun
- BACA JUGA : Kapolres Bangka Barat Mengucapkan Dirgahayu Humas Polri Ke-71 Humas Presisi Bangkit bersama Rakyat
Sekarang, ayo kita buka kembali sejarahnya Baginda dibulan yang penuh cinta ini bulan Rabi’ul Awwal yang dikenal dengan bulan Maulidurrasul SAW. untuk lebih mudah dalam meneladani.
Diantara beberapa kiat yang mesti kita lakukan adalah sebagai berikut:
Kenali dulu siapa sang nabi kemudian berusaha untuk senantiasa mengikuti segala sunnahnya dan usaha yang harus kita lakukan adalah mengecek diri sendiri. Kenapa? Karena untuk menemukan kembali siapa kita sebenarnya.
– Pertama, ketidaktahuan kita dari dampak buruk perlakuan yang kita kerjakan. Telah begitu banyak keadaan yang sudah kita arungi, berjuta kenangan dengan cepat berlari bahkan tak kan pernah bertemu kembali juga banyak harapan yang tak kunjung jadi pasti. Apakah kita sudah mengetahui apa saja pelajaran yang sangat banyak kita lewati. Cobalah tanyakan pada diri sendiri.
– Kedua, kita sudah mengetahui dampak buruk dari perilaku kita. Sangat di anjurkan bagi kita untuk terus mencari informasi dari dampak buruk tersebut agar niat dan semangat kita untuk melangkah maju semakin kuat. Dan apa saja yang sudah dipersiapkan untuk modal dalam memijak keadaan yang baru.
-Ketiga, Kita mulai melakukan persiapan. Caranya adalah mempersiapkan target harian, mingguan, tahunan bahkan lingkungan. Apa saja yang kita persiapkan akan menjadi penentuan dimasa depan.
– Keempat, kita mulai melakukan perubahan atas perilaku kita yang bermasalah. Nah, Dalam hal ini kita sangat di anjurkan mencari support system yang mendukung dalam perubahan kita yaitu lingkungan.
Alhamdulillah, apakah kita sudah berhasil?
Dikatakan berhasil jika sudah mampu mempertahankan tindakan baik kita, serta mencegah dari segala bentuk perbuatan yang dapat membuat kita akan melakukan ulang perbuatan buruk sebelumnya.
Sudah sejauh mana usaha perubahan kita?
Jika kita ingin menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya maka, ikutilah akhlak dan kepribadian sang Baginda dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Pertanyaannya sudah sejauh mana kita dalam meneladani Nabi? Apakah hanya sekedar perkataan semata tanpa disertakan dengan tindakan? Mungkin banyak tantangan dan godaan dalam menjalani perubahan yang lebih baik tapi yakinlah bahwa itu adalah sebuah kekuatan untuk masa depan.
(FADLI)