Dumai, Riau – Mitrapolri.com |
Pendidikan ialah faktor utama dalam kemajuan suatu bangsa dan negara. Presiden RI Prabowo juga menegaskan bahwa pendidikan adalah prioritas utama pemerintahannya, dengan alokasi APBN terbesar sepanjang sejarah Indonesia dan merupakan program Asta Cita butir ke 4 dalam hal memperkuat pembangunan Sumber Daya Manusia.
“Sekolah menurut keyakinan saya adalah pusat pembangunan nasional. Karena itu sekolah harus bagus, harus bersih, harus baik, tidak boleh ada sekolah yang atapnya runtuh, tidak boleh ada sekolah yang tidak ada wc untuk anak-anaknya,” ucap Presiden Prabowo Subianto saat menghadiri Puncak Peringatan Hari Guru Nasional yang digelar di Jakarta International Velodrome, Jakarta, pada Kamis, 28 November 2024 lalu.
SMA Negeri 4 Kota Dumai Provinsi Riau yang dikenal dengan julukan ‘Kelas Jauh’ layak menjadi perhatian Presiden Prabowo Subianto. Kondisi ruang kelas di sekolah ini sangat memperihatinkan dan jauh dari sorotan para pejabat pendidikan di tingkat daerah maupun pusat.
Berawal dari informasi DPP LSM Team Operasional Penyelamatan Asset Negara Republik Indonesia (TOPAN RI) Jakarta, Redaksi Mitrapolri.com melakukan investigasi dan pantauan di lokasi SMAN 4 Dumai (Kelas Jauh) di Kelurahan Sungai Geniot, Kecamatan Sungai Sembilan, Kota Dumai tampak ruangan kelas (lokal) sudah mirip dengan kandang hewan.

Ruangan yang disebut ‘Kelas Jauh’ ini terpisah dari bangunan induk SMAN 4 Dumai yang berada di Kelurahan Tanjung Penyembal, Kecamatan Sungai Sembilan.
Dinding papan yang sudah lapuk dan dinding 70% terbuka, tiang-tiang kayu yang keropos, dan atap dari seng bocor, tanpa plafon, meja belajar tampak sisipan, bangku plastik, papan tulis sisipan, pintu sebagian sudah tidak dapat ditutup, lantai semen yang sudah sebahagian rusak tampak bertanah. Ada 6 ruang kelas dengan kondisi tersebut.

Kondisi ruangan belajar seperti ini menjadi ancaman bagi keselamatan siswa-siswi dan guru. Ruangan yang kotor dan berdebu menjadi gangguan bagi konsentrasi mereka belajar. Ditambah lagi jika hujan turun yang membasahi buku-buku yang dipakai mereka untuk belajar akibat dari atap yang sudah banyak bocor.
- BACA JUGA : Ketua Komisi III DPRD Provinsi Riau H. Edi Basri, SH., M.Si Terima Kunjungan Pimpinan Mitranews Network, Komitmen Dukung Seluruh Program Presiden Prabowo Subianto
- BACA JUGA : Ketua Elang 3 Hambalang Desak Menteri Kehutanan Berantas Mafia Lahan di Riau
- BACA JUGA : Ilegal Logging Bebas Beroperasi di Rokan Hilir Riau, Bos Besar RHS alias Hot Regar Kebal Hukum
Seorang warga berinisial A yang ditemui dilokasi menjelaskan ada 184 siswa-siswi yang menggunakan ruangan kelas menyedihkan ini. Kurang lebih sudah 5 tahun digunakan.

“Ruangan kelas ini dibangun dari hasil swadaya masyarakat setempat Pak. Dari tahun 2019 seperti ini dipakai. Sudah 5 kali tamatan”, ujarnya.
Ketika disinggung soal Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan bantuan dari sekolah induk, dirinya mengatakan Kepala Sekolah hanya memberikan barang barang bekas tak layak pakai.
“Sebanyak 184 pelajar yang ada di kelas jauh ini terhitung sebagai penerima dana BOS. Tapi, kenyataannya bapak lihat sendiri”, kata narasumber.
“Kalau dana BOS yang dapat hanya di sekolah induk saja Pak, disini kelas jauh gak dapat. Bantuan dari sekolah induk cuma barang bekas Pak. Sudah jelek-jelek sulit untuk dipakai. Kata Kepala Sekolah itu inventaris”, jelasnya.
“Sudah kita sampaikan juga ke Dinas Pendidikan, cuma belum ada juga perubahan Pak”, katanya lagi.

Terlihat juga kondisi mengenaskan ruangan yang digunakan sebagai kantor guru yang mengajar di kelas jauh ini. Ruangan kecil berdinding tripleks tipis ini juga dipakai untuk menyimpan berbagai jenis buku pelajaran. Tampak buku buku yang dipakai sudah banyak yang rusak.
Para guru yang mengajar di kelas jauh ini sangat berharap perhatian dan bantuan dari pemerintah. Mereka juga berharap nasib guru-guru disini lebih diperhatikan.
“Kami terpaksa mengajar disini pak, bisa dilihat fasilitas yang ada semua tidak layak pakai. Sekolah kami seperti kandang sapi. Kami mau belajar di sekolah yang layak agar kami nyaman. Siswa siswi disini juga berharap sama”, kata seorang guru kepada Mitrapolri.com.
Simon Nainggolan selaku Ketua Investigasi TOPAN – RI Pusat Jakarta beserta team nya Sopian Nasution dan Arie dimintai pendapat terkait Sarana Pendidikan SMA Negeri 4 Kelas Jauh Kota Dumai ini mengatakan, teammya sudah mencoba menemui Kadis Pendidikan Kota Dumai, tetapi Kadis sangat sulit ditemui, selalu dikatakan diluar kota bila team kita ke kantornya.
“Terkait Sarana Pendidikan SMA Negeri 4 Kelas Jauh kota Dumai ini, sudah selayaknya Pak Presiden Prabowo Subianto memberi perhatian khusus. Sebaiknya Pak Presiden turunkan teamnya dari pusat langsung, jangan dengar laporan dari kadis ataupun kepala daerah. Ini sudah fakta, tidak perlu alasan, yang perlu perbaikan sesuai dengan program ‘Asta Cita’ yang dikumandangkan”, ujar Simon.
“Apabila benar selama ini pelajar di kelas jauh ini terhitung sebagai penerima Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS), maka Kepala sekolah SMA Negeri 4 Kota Dumai, Kadis Pendidikan Kota Dumai, Kadis Pendidikan Provinsi Riau wajib diperiksa. Karena Jelas sarana pendidikan yang seperti kandang sapi ini sangat tidak logika menerima Dana BOS ratusan juta pertahun. Usut para koruptor!”, tegas Simon.
Hingga berita ini diterbitkan, Kepala Sekolah SMAN 4 Dumai, pihak Dinas Pendidikan Kota Dumai, dan Pihak Dinas Pendidikan Provinsi Riau belum dapat dikonfirmasi.
(Red/tim)




