Belu, NTT – Mitrapolri.com
Kepala Bank NTT Cabang Atambua, Adrianus Pontus mengaku, momentum keberlanjutan Bank NTT diusianya yang ke 60 tahun, merupakan salah satu tolak ukur bagi Bank NTT untuk terus bertumbuh sehat. Penegasan itu disampaikan Kepala Bank NTT Cabang Atambua, Adrianus Pontus di Acara Syukuran HUT Bank NTT ke- 60 yang di gelar di Halaman Kantor Cabang Bank NTT Atambua, kemarin (Minggu,17/07/22).
Menurutnya, “Momentum Keberlanjutan” di HUT Bank NTT ke 60 tahun, dijadikan satu kondisi untuk menjaga karya – karya yang sudah kita lakukan bersama para nasabah, debitur, para pengguna jasa, stakeholder, pemerintah dan semua pihak.
“Pemerintah Kabupaten Belu adalah salah satu pemegang saham atau pemilik Bank NTT. Kepemilikan modal Pemkab Belu berada pada angka 61 milyar 371 juta rupiah, dengan total deviden atau bagi hasil yang sudah diberikan kepada Pemkab Belu sebagai PAD sampai saat ini sudah 75 milyar 234 juta rupiah,” beber Pontus.
Lanjut dia, status urutan kepemilikan saham Pemerintah Kabupaten Belu sampai dengan saat ini di posisi ke 12 dari 24 kabupaten/kota di Provinsi NTT.
“Puji Tuhan, pemerintah dan DPR sudah komitmen dan menerbitkan Perda Nomor 5 Tahun 2020 untuk penyertaan modal hingga tahun 2023,” katanya.
- BACA JUGA : Polresta Manado Amankan Remaja Pencuri Sepeda Motor di Singkil
- BACA JUGA : Rumah Kebakaran, Seorang Nenek Ditemukan Meninggal Dunia
- BACA JUGA : Dirjen Dukcapil: Jika Akta Kelahiran Salah Penulisan, Kemana dan Bagaimana Perbaikinya?
Digitalisasi dan transaksi tunai sudah berjalan menyeluruh di semua perangkat daerah, berkat dukungan Pemerintah Kabupaten Belu.
“Dukungan pemerintah melalui Peraturan Bupati Belu Nomor 26 Tahun 2021 dan Surat Edaran Bupati Belu Nomor 900 Tahun 2022 berjalan baik dan sangat luar biasa,” ucap Kepala Cabang Bank NTT Atambua.
“Bank NTT juga berkontribusi kepada Pemerintah Kabupaten Belu sebagai PAD dengan angka 998 juta rupiah pada tahun 2021, kemudian setelah diberlakukan CMS dari bulan januari hingga mei 2022, jasa mengalami peningkatan menjadi 1,1 milyar rupiah. Angka ini akan terus meningkat di bulan juni hingga desember,” kata Adi Pontus.
Pontus mengaku, sebanyak tiga instansi lingkup pemerintah Kabupaten Belu, yakni Sekwan, PPKAD dan Inspektorat, paling banyak melakukan transaksi non tunai.
“Soal transparansi keuangan, ini luar biasa. Komitmen Bank NTT sebagai pelopor penggerak ekonomi, akan terus berkolaborasi membantu pemerintah mengatasi kemiskinan. Di tiga bulan terakhir, kami telah menyalurkan kredit tanpa bunga sebesar 1,3 milyar kepada kepada para petani, peternak dan pedagang kaki lima. Selain itu kami berkolaborasi dengan TP PKK dalam kegiatan Belu Berbunga,” ujarnya.
Disampaikan pula, Bank NTT ikut mengintervensi 294 anak yang beresiko stunting. Sebagai keberlanjutan program ini, kami ditugaskan sebagai bapak asuh dan kakak asuh dengan menyisihkan penghasilan 300 ribu rupiah per bulan selama 6 bulan kedepan. Bank NTT juga turut membina dan menghidupkan kelompok – kelompok UMKM di Kabupaten Belu.
(MEYDI SIMON LEGIFANI)