Kupang, NTT – Mitrapolri.com
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) melalui kebijakan Gubernur NTT dan Kepala Dinas P & K, terkait kebijakan yang diluncurkan dalam hasil rapat bersama guru dan Kepala Sekolah SMA/K/SMA-LB Se-Kota Kupang yang menerapkan jam pembelajaran baru yaitu jam pembelajaran di mulai Pukul 05.00 WITA bagi beberapa sekolah pilihan di Kota Kupang.
Korda BEMNUS NTT, Putra Umbu Toku Ngudang menilai kebijakan ini menjadi perhatian publik baik dari peserta didik, tenaga pendidik, masyarakat, aktivis, Pers dan Anggota Legislatif.
Putra Umbu Toku Ngudang kepada Mitrapolri.com dalam menguraikan beberapa poin yang dibacakan langsung. Ia menegaskan bahwa kebijakan tersebut tak berbobot berdasarkan analisis dan pandangan akademis diantaranya;
Pertama, Kami menilai bahwa kebijakan ini tidak signifikan dalam mencapai tujuan pemerintah yaitu memperbaiki mutu pendidikan di NTT agar bersaing dengan sekolah-sekolah di luar NTT sebagai tolak ukur yang diberikan oleh Gubernur NTT yaitu peluangnya siswa untuk lulus masuk UI, UGM, ITS dan kampus-kampus top lainnya di Indonesia. Mimpi ini hanya akan di atas angan Gubernur dan tidak akan pernah tercapai karena jika jam masuk sekolah mulai di terapkan pukul 05.00 maka tentu saja akan berdampak pada fiisk dan mental pelajar.
Kedua, Pembelajaran yang dimulai pada pukul 05.00 pagi dapat mengganggu kesehatan siswa dan guru, terlalu pagi untuk bangun bisa menyebabkan kurang tidur dan dapat memicu berbagai masalah kesehatan, termasuk penurunan konsentrasi, penurunan daya tahan tubuh dan stress. Jam belajar yang sangat awal juga akan mempengaruhi kualitasi belajar siswa. Kebanyakan siswa akan kesulitan berkonsentrasi dan menyerap pembelajaran dengan baik pada jam-jam tertentu.
Ketiga, Keterlambatan siswa juga akan menjadi masalah untuk sekolah-sekolah yang menerapkan jam masuk sekolah 05.00. seperti beredar video salah satu sekolah yang menerapkan jam masuk sekolah jam 05.00 namun sudah jam 5 akan tetapi siswa yang baru hadir 1 orang. Tentu saja pembelajaran belum bisa dimulai sehingga ini akan membuang waktu dan merugikan beberapa pihak. hal ini bisa disebabkan oleh beberapa masalah dan salah satunya yaitu ketersediaan mobilitas angkutan umum yang belum tersedia pada jam tersebut di Kota Kupang. Dan hal ini akan menghambat aksesibilitas siswa ke sekolah dan mengurangi waktu efektif mereka di kelas.
- BACA JUGA : Melalui Problem Solving, Polsek Sario Selesaikan Permasalahan Warga Binaan
- BACA JUGA : Pantau Proses PPDB di SMAN 1, Bhabinkamtibmas Polsek Muara Batu Sampaikan Pesan Kamtibmas
- BACA JUGA : Tempat Cari Nafkah Mau Dibongkar dan Diduga Diteror, Warga Pusong Lhokseumawe Buat Surat Terbuka untuk Presiden
Hal-hal yang mungkin terjadi untuk dapat mendukung kebijakan ini adalah jika siswa dapat menyesuaikan jadwal tidur dan mampu mengoptimalkan waktu mereka untuk belajar, namun hal ini akan menjadi sangat kecil jika kita memperhatikan hal-hal lain sebagai berikut :
1. Gangguan kesehatan siswa: Kebanyakan remaja membutuhkan 8-10 jam tidur setiap malam untuk kesehatan fisik dan mental mereka.
Memulai pembelajaran pada pukul 05.00 akan membuat siswa harus bangun sangat pagi, bahkan mungkin harus bangun lebih awal lagi untuk menyiapkan diri. Hal ini dapat menyebabkan kurangnya waktu tidur yang dibutuhkan siswa, yang pada gilirannya dapat menyebabkan kelelahan, masalah kesehatan mental, dan masalah kesehatan fisik.
2. Kinerja akademis yang buruk: Kurang tidur dan kelelahan dapat mempengaruhi kinerja akademis siswa. Jika siswa tidak cukup tidur, mereka mungkin kesulitan berkonsentrasi selama pembelajaran dan kurang fokus dalam mengikuti pelajaran. Kondisi ini dapat berdampak negatif pada hasil belajar dan nilai siswa.
Resiko keselamatan dalam perjalanan ke sekolah: Memulai pembelajaran pada pukul 05.00 dapat berarti siswa harus berangkat ke sekolah saat masih gelap, terutama jika mereka harus menggunakan transportasi umum atau berjalan kaki. Risiko kecelakaan dan kejahatan dapat meningkat pada kondisi seperti ini.
3. Tidak mendukung pola hidup sehat: Memulai pembelajaran pada pukul 05.00 dapat menyebabkan siswa melewatkan sarapan atau makan pagi secara keseluruhan. Sarapan yang sehat dan makan pagi terbukti dapat meningkatkan konsentrasi, meningkatkan kinerja akademis, dan membantu menjaga kesehatan fisik siswa.
Dampak pada kehidupan sosial dan keluarga: Memulai pembelajaran pada pukul 05.00 dapat membuat siswa kesulitan untuk berpartisipasi dalam aktivitas sosial atau keluarga di sore atau malam hari. Hal ini dapat menyebabkan isolasi sosial dan dapat memengaruhi kesehatan mental siswa.
4. Dalam keseluruhan, memulai pembelajaran di SMA pada pukul 05.00 pagi memiliki banyak ancaman potensial pada kesehatan fisik dan mental, kinerja akademis, keselamatan, pola hidup sehat, dan kehidupan sosial dan keluarga siswa. Oleh karena itu, perlu dipertimbangkan dengan matang sebelum menerapkan kebijakan seperti ini.
Putra yang juga Ketua BEMPT Undana, Berdasarkan uraian kami ini maka kami usulkan saja kepada Pemerintah Provinsi NTT jika ingin meningkatkan mutu pendidikan di Provinsi NTT maka perlu meningkatkan Kompetensi guru, dan perlu menjamin fasilitas pada sekolah-sekolah agar setiap sekolah dapat merancang proses pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan pasar pendidikan saat ini.
“Menurut kami Permasalahan utamanya bukan pada jam pelajaran bagi siswa namun metode dan model pembelajaran yang perlu dirancangnya itu dapat memenuhi kebutuhan pendidikan di Nusa Tenggara Timur,” tandas Putra.
(MEYDI SIMON LEGIFANI)