Nias Barat – Mitrapolri.com |
Menjelang pendaftaran calon Kepala Daerah ke KPUD pada Pilkada serentak 2024, dinamika politik semakin memanas dengan berbagai anekdot yang mencuat. Salah satu isu utama adalah ketidaksesuaian antara harapan kader partai dan keputusan DPP terkait calon yang akan diusung. Idealnya, partai politik berfungsi sebagai kawah candradimuka, tempat kader dipersiapkan untuk menjadi pemimpin. Namun, pada kenyataannya, banyak kader yang merasa kecewa saat DPP memilih kandidat dari luar internal partai.
Contoh konkret terjadi di Partai Gerindra, yang baru-baru ini merekomendasikan Khenoki Waruwu untuk maju pada Pilkada Nias Barat 2024. Rekomendasi ini diserahkan langsung oleh Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani, dan langsung menimbulkan kekecewaan di kalangan kader internal. Kekecewaan ini timbul karena keputusan tersebut dianggap bertentangan dengan instruksi sebelumnya dari Ketua Harian Gerindra, yang menekankan pentingnya mengutamakan kader internal untuk pilkada.
Reaksi terhadap keputusan ini datang dari Yobedi Gulo, seorang kader Gerindra yang merasa keputusan DPP mengusung Khenoki Waruwu tidak sesuai dengan harapan. Yobedi Gulo menyatakan bahwa Khenoki, yang merupakan Ketua DPC Partai Hanura dan pernah bergabung dengan Partai Demokrat, bukanlah kader internal Gerindra. Ia berharap keputusan ini dapat direview dan DPP lebih memprioritaskan kader internal dalam pilkada mendatang.
- BACA JUGA : Pengurus Baru Gerakan Pramuka Kabupaten OKI Resmi Dilantik
- BACA JUGA : Wakapolres Labuhanbatu Hadiri Pelantikan Pengurus DPC APDESI Kabupaten Labuhanbatu
- BACA JUGA : 60 Calon Anggota Panwaslihcam Kabupaten Nagan Raya Tahun 2024 Lulus Tes Tulis
Yobedi Gulo juga menambahkan bahwa meskipun ada rasa kecewa, dia tetap optimis bahwa keputusan tersebut belum final. Dia menunjukkan bahwa berkas yang diserahkan kepada Khenoki bukanlah B.1-KWK, yang merupakan syarat resmi untuk pendaftaran calon ke KPU. Harapannya, DPP akan merevisi keputusan ini untuk memberikan kesempatan kepada kader internal.
Kehadiran Khenoki Waruwu sebagai calon dari Gerindra menunjukkan kompleksitas dalam penentuan kandidat pilkada, di mana pertimbangan strategis dan kepentingan partai seringkali berbenturan dengan aspirasi kader. Selain itu, latar belakang Khenoki yang pernah berlabuh di berbagai partai menunjukkan dinamika politik yang luas dan seringkali tidak sesuai dengan harapan kader partai tertentu.
Situasi ini menyoroti tantangan yang dihadapi partai politik dalam menjaga konsistensi dan integritas dalam proses seleksi calon, sekaligus memastikan kepentingan internal tetap terjaga. Dalam konteks ini, penting bagi partai politik untuk menjaga komunikasi yang transparan dan mendengarkan aspirasi kader untuk menghindari ketidakpuasan dan memastikan dukungan yang solid menjelang pilkada.
Sumber : Yamotuho Gulo (P.gl)