Banda Aceh, Aceh – Mitrapolri.com
Dinas Peternakan Aceh mencatat sebanyak 5.159 ekor hewan ternak jenis sapi dan kerbau sudah terinfeksi wabah penyakit mulut dan kuku atau PMK yang tersebar di beberapa kabupaten/kota di Aceh.
5.159 ekor hewan ternak jenis sapi dan kerbau tersebut terbagi dari status tertular telah dinyatakan wabah PMK sebanyak 3.488 ekor di Kabupaten Aceh Tamiang. Kemudian, ternak yang masih suspect sebanyak 1.671 ekor tersebar di Langsa, Aceh Timur, Bireuen, Aceh Besar, Aceh Utara, Pidie Jaya, Lhokseumawe, dan Pidie.
Melihat ada nya peningkatan jumlah kasus tersebut, Ormas Gemantara Eksekutif Daerah Aceh angkat suara.
Wakil Sekretaris Umum Gemantara Aceh M. Zulfan menuturkan bahwa upaya pencegahan merebak nya wabah penyakit PMK pada hewan ternak yang dilakukan oleh Pemerintah Aceh belum efektif.
“Kita menyarankan Pemerintah Aceh melalui Dinas Peternakan Aceh agar membentuk Pos Pelayanan di setiap Desa,” ungkap nya pada Jum’at, (20/05/2022).
Langkah tersebut harus di lakukan oleh Pemerintah Aceh agar upaya Pencegahan merebaknya wabah Penyakit Mulut dan Kaki pada Hewan lebih efektif.
- BACA JUGA : Maknai Hari Kebangkitan Nasional, Sekda Kota Sabang Ajak Warga Bangkit Dari Pandemi Covid-19
- BACA JUGA : Wabup Fauzi Yusuf Inspektur Upacara Harkitnas ke-114 “Tonggak Kebangkitan dari Pandemi Covid-19”
- BACA JUGA : Kombes Pol Supriadi: Mens Sana In Corpore Sano
Meskipun Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (OIE) menyatakan risiko penularan PMK dari hewan ternak ke manusia sangat kecil, tapi dampak ekonominya besar dan signifikan.
“Produksi daging sapi terancam turun sehingga harga daging di pasar kita lihat makin hari kian naik. Begitu juga produksi susu sapi terancam turun, yang akan mempengaruhi bisnis turunan dari susu sapi,” sebut nya.
Apalagi di tengah pandemi COVID-19 yang belum selesai dan temuan penyakit baru hepatitis akut misterius yang menyerang anak-anak, wabah yang menyerang hewan ini menambah kesulitan ekonomi yang telah terjadi sebelumnya, lanjut nya.
Sehingga Pemerintah Aceh harus segera mengendalikan virus penyebab PMK yang sedang merebak di Aceh baik melalui langkah karantina maupun vaksinasi massal hewan dan lain sebagai nya.
“Langkah–langkah konkrit yang efektif harus dilakukan oleh Pemerintah Aceh dalam pengendalian dan pencegahan virus PMK dengan cara dekontaminasi area sekitar hewan ternak, menghilangkan sumber infeksi dengan cara stamping out (memusnahkan hewan yang terinfeksi), melakukan vaksin PMK, dan karantina wilayah yang terkena kasus PMK,” tambah nya.
“Mengingat besarnya dampak secara ekonomi, kita perlu peningkatan kewaspadaan. Selain itu kita juga membutuhkan kerja sama yang baik antara pemerintah daerah, TNI/Polri, organisai profesi serta seluruh lapisan masyarakat untuk bersungguh-sungguh mengendalikan dan mengeliminasi wabah PMK ini”, ucapnya.
Liputan : ABDUL RAZAK