Pekanbaru, Riau – Mitrapolri.com |
Kisruh tata kelola kerja sama operasional (KSO) perkebunan kelapa sawit di bawah naungan PT Agrinas Palma Nusantara kian memanas. Kali ini, Ketua Elang 3 Hambalang Riau, Pebrian Winaldi, secara terbuka mendesak Presiden Prabowo Subianto untuk turun tangan langsung mengevaluasi, bahkan mencopot Wakil Direktur Utama (Wadirut) PT Agrinas Palma Nusantara, Kusdi Sastro Kidjan yang diduga kuat terlibat dalam praktik penyimpangan KSO.
Menurut Pebrian, terdapat indikasi serius bahwa sejumlah pejabat di tubuh Agrinas berpihak kepada kelompok mafia dan cukong sawit yang selama ini menjadi benalu dalam sistem kemitraan nasional.
“Kami melihat jelas adanya keberpihakan pejabat Agrinas terhadap para cukong dan mafia yang sebelumnya sudah ditertibkan Satgas. Ini berbahaya, karena mengkhianati semangat kemitraan dan keadilan bagi rakyat,” tegas Pebrian, Senin (4/11/25).
Pebrian menuding, Wadirut Agrinas terlibat langsung dalam penentuan dan penerbitan sejumlah KSO tanpa prosedur yang sah. Bahkan, menurutnya, berkas-berkas penting terkait KSO dibawa langsung oleh pejabat tersebut tanpa melalui koordinasi dengan ketua kelompok kerja (pokja) yang secara resmi memegang kewenangan administratif.
- BACA JUGA : Konsisten Berbagi! PT Green Palma Riau Jaya Salurkan 1 Ton Beras Tiap Pekan untuk Warga, Dirut Pebriyan: Kami Hadir untuk Rakyat
- BACA JUGA : Dukung Pemberantasan Mafia, Ketua Elang 3 Hambalang Riau Usulkan Kenaikan Pangkat Dirjen Bea Cukai
- BACA JUGA : Kecam Keras Pengeroyokan Arjun di Masjid Sibolga, Jamaluddin Idham: Hukum Tak Boleh Pandang Bulu
“Kalau ini benar, berarti sistem di Agrinas sudah dibajak dari dalam. Presiden harus tegas mencopot pejabat yang bermain dengan mafia sawit,” ujarnya lantang.
Lebih jauh, Pebrian menyoroti temuan lapangan yang mengindikasikan adanya kebocoran dana dari hasil kerja sama. Dari total 76 lokasi KSO, hanya belasan yang tercatat benar-benar menyetor 40 persen hasil ke PT Agrinas Palma Nusantara, sementara sisanya tidak jelas kemana aliran dananya. Kondisi ini memunculkan dugaan adanya penyalahgunaan kewenangan dan permainan gelap di tingkat manajemen atas.
“Kami akan terus mengawal persoalan ini. Jangan biarkan perusahaan pelat merah seperti Agrinas dikendalikan oleh tangan-tangan cukong dan mafia yang merusak sistem,” tambah Pebrian.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak PT Agrinas Palma Nusantara belum memberikan pernyataan resmi atas tudingan tersebut. Namun tekanan publik terus meningkat, terutama dari organisasi masyarakat dan kelompok pengawasan publik seperti Elang 3 Hambalang, yang menuntut audit menyeluruh serta evaluasi kinerja pejabat Agrinas, khususnya mereka yang diduga menjadi bagian dari jaringan mafia sawit di balik skema KSO.
(Red/tim)




