Kupang, NTT – Mitrapolri.com
Lantunan lagu dan tarian Amarasi serta natoni mengiringi kedatangan Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Dr. Viktor Bungtilu Laiskodat, SH., M.Si, didampingi oleh Staf Khusus Gubernur, Prof. Daniel Daud Kameo, SE., MA., Ph.D, menghadiri acara pelantikan dan pengukuhan Badan Pengurus (BP) Ikatan Keluarga Amarasi (IKARASI) NTT, masa bhakti 2022 – 2026 dengan mengusung tema “Uf Mese Baaf Mese Nekaf Mese Tafena Ma Tanaeba Pah Amarasi” bertempat di Pantai Wisata Puru, Desa Merbaun Kecamatan Amarasi Barat – Kabupaten Kupang, Jumat (29/7/2022).
Dinyatakan resmi setelah dibacakannya susunan Badan Pengurus masa bhakti 2022/2026 melalui SK IKARASI/X/2021 oleh Penasihat IKARASI Drs. Yahya Amtiran, hingga pengukuhan BP IKARASI dilakukan langsung oleh Gubernur NTT yang sekaligus sebagai pelindung IKARASI, ditandai dengan penyerahan Bendera pataka kepada AKBP (Purn). Albertus Neno, SH dan dikukuhkan sebagai Ketua beserta Badan Pengurus lainnya.
Turut hadir pula, Bupati Kupang, Wakil Bupati Kupang, sesepuh masyarakat NTT, Ir. Esthon L. Funay, M.Si, Forkopimda Provinsi NTT, Forkopimda Kabupaten Kupang, para Camat se Amarasi Raya, para Kepala Desa se- Amarasi Raya, para pimpinan OPD Lingkup Pemkab Kupang, para tokoh adat, para tokoh agama dan masyarakat Amarasi.
Pada kesempatan itu, Ketua Panitia Pelaksana Acara Pengukuhan BP IKARASI disampaikan oleh Dr. Yesaya Mau, A.Pi., M.Si dihadapan Gubernur dan para tamu undangan yang hadir. Dalam laporannya, Ketua panitia menyampaikan seputar rangkaian kegiatan serta warna sari IKARASI NTT.
“Asas filosofi semboyan dan visi misi sebagai acuan kami (Ikarasi, red) untuk duduk bersama masyarakat amarasi dan melaksanakannya dengan filosofi Tabarab ma tafena baer manopo, ta’naeba ma tateut hit pah amarasi hin kanan yang artinnya, membangun persaudaraan menegakan martabat negeri amarasi,” ucap Yesaya Mau.
Selanjutnya, sambutan pertama oleh Ketua BP IKARASI NTT, AKBP (Purn). Albertus Neno, SH, menggambarkan berbagai fenomena dari ciri Amarasi saat ini, menurutnya sangat berbeda dengan jaman dulu dimana Amarasi cukup dikenal di kancah Nasional dengan berbagai potensi yang dimiliki negeri ini.
“Dari berbagai fenomena itulah mendorong kami untuk menyatukan tekad dan kerinduan kami untuk memposisikan kembali Ikarasi pada tempat dan porsinya seperti semula karna telah mengalami degradasi dari pengaruh teknologi, informasi dan globalisasi,” ungkap mantan Kapolres Malaka ini.
- BACA JUGA : Komnas HAM Temui Aliansi Masyarakat Yang Melakukan Penolakan Perpanjangan Izin HGU PT. Bumi Flora
- BACA JUGA : Perkara Penganiyaan Wartawati Naik Tahap Penyidikan, Kuasa Hukum: Terima Kasih Ibu Kapolsek Cakung, Kompol Syarifah
- BACA JUGA : Presiden Jokowi dan Ibu Iriana Tiba di Tanah Air Usai Lakukan Kunjungan ke Kawasan Asia Timur
Dalam sambutan Gubernur NTT dimulai dengan ajakan dan ucapan toleransi kepada seluruh hadirin. Dikatakan Gubernur, NTT merupakan sebuah daerah dengan masyarakat yang majemuk dari berbagai suku, agama serta berbagai potensi sumber daya yang ada.
Ia juga tak bosan – bosannya menekankan bahwa dunia sudah berubah, sejak dulu Amarasi begitu hebat dan cukup dikenal karena ada penekanan dari Raja untuk bekerja bukan kerja semaunya. Penekanan yang dimaksudkan oleh Gubernur bahwa dambaan akan suatu kemajuan harus berupa panduan atau arahan bahkan paksaan. Menyikapi kondisi saat ini disebabkan karena tidak ada penekanan atau paksaan untuk bekerja sehingga berdampak kepada angka kemiskinan yang kian hari semakin meningkat seiring dengan semangat dan tekad pemerintah untuk memberantas angka tersebut.
“NTT satu – satunya provinsi di Indonesia Timur yang tingkat kemiskinannya menurun menyusul Indonesia bagian barat, itu karna kita bekerja dari abstrak to konkret bukan abstrak to abstrak, Mestinya tidak ada yang bodoh tapi karena kemalasan maka kita miskin. Mari menjadi manusia pintar, peduli dan berani. Tahun depan, saya harap IKARASI bisa membantu orang lain yang lebih susah dan menjadikannya hebat,” tegas mantan Ketua Fraksi Nasdem DPR RI itu.
Gubernur mendorong suatu visi pembangunan manusia melalui pembelajaran di sekolah agar wajib menerapkan mata pelajaran bahasa daerah sekaligus dengan bahasa indonesia dan bahasa inggris sebagaimana program prioritasnya yaitu english day. Hal ini menjadi penting agar generasi Amarasi dipersiapkan sejak dini yang nantinya mampu bersaing. Sebab secara geografis, pulau Timor khusunya Amarasi diapit oleh dua negara maka harapannya hidup dalam masyarakat internasional sebagai identitasnya yang berdaya saing perlu menguasai bahasa sebagai cara untuk menjadi orang pintar, orang peduli dan berani untuk membangun diri supaya tidak menjadi beban diri dan Tuhan.
Viktor Laiskodat juga menekankan bahwa apa yang dilihat dan diharapkan harus bisa dilakukan. Jika IKARASI ingin maju, tidak ada pilihan lain selain belajar sungguh – sungguh tentang alam Amarasi. Karena dengan membangun sumber daya yang ada, seperti membangun manusia hebat, maka harus terlebih dahulu mengembangkan generasi.
“Jangan Ikarasi lebih memfokuskan orang – orang tua dibanding generasi muda. Namun kita harus lebih mengedepankan anak – anak sebagai generasi penerus masa depan kita. Ini juga merupakan salah satu tantangan yang ada di NTT, yang mana kita harus mengubah cara berpikir kita,” tutupnya.
Acara pengukuhan ini berjalan lancar kemudian dilanjutkan dengan penyerahan buku karya Anak Amarasi dan juga penyerahan sertifikat penghargaan bagi putra dan putri Amarasi yang berhasil dari berbagai bidang termasuk peragaan busana dari generasi muda Amarasi serta buku tulis kepada para siswa di sekolah – sekolah setempat.
(MEYDI SIMON LEGIFANI)