Pati, Jawa Tengah – Mitrapolri.com
Saat tim investigasi media Buser dan Mitrapolri.com mendatangi pekerjaan program P3-TGAI di desa Sukoharjo Kecamatan Margorejo Kabupaten Pati, menemukan kejanggalan terkait keterangan kepala tukang yang berada di lokasi pekerjaan. Ia menjelaskan bahwa di lokasi pekerjaan memang belum di pasang papan informasi proyek.
Lanjut kepala tukang menjelaskan bahwa dirinya bekerja di pekerjaan tersebut tidak tau ketua kelompok penerima program P3-TGAI karena dirinya di suruh langsung oleh kepala desa. Saat ditanya yang menghendel pekerjaan ini siapa, ia jawab langsung tanya kepala desa aja pak karena dia yang menyuruh saya. Rabu (01Juni 2022).
Setelah merasa ada kejangkaln akhirnya tim media berusaha menemui ketua kelompok untuk menanyakan kejelasan dan pelaksanaan terkait program yang di dapat oleh kelompok tersebut.
Saat di temui di kediamannya, Suwarno selaku ketua kelompok menjelaskan, dia tidak tau menau dalam pelaksanaan pekerjaan itu karena dirinya tidak di libatkan untuk pekerjaan tersebut, dirinya cuma di pesan sama kepala desa untuk datang lihat lihat saja, semua pekerjaan itu di hendel atau di kelola oleh kepala desa, saya tidak boleh ikut campur.
- BACA JUGA : Viral, Diduga Seorang Wanita Oknum PNS di Aceh Utara Miliki Suami Dua
- BACA JUGA : Presiden Minta Perencanaan dan Pelaksanaan Pembangunan di IKN Lebih Dimatangkan
- BACA JUGA : Kembali, Polsek Singingi Tertibkan Aktifitas PETI di Kelurahan Muara Lembu Kecamatan Singingi
Lanjut Suwarno mengatakan, “Kata kepala desa nanti kalau saya sama tim kelompok yang mengerjakan malah tidak sesuai spek dan amburadul dalam mengerjakan itu kata kepala desa, dan akhirnya di ambil alih pekerjaan itu oleh kepala desa semua”, ujar Suwarno.
Suwarno juga menjelaskan bahwa setelah tim kelompok mencairkan uang dari bank bersama bendahara kelompok dan sekertaris, uang tersebut langsung di serahkan kepada kepala desa.
Saat kepala desa Harsono di temui di ruang kerjanya dirinya menjelaskan terkait pekerjaan P3-TGAI tersebut, ia mengakui bahwa pekerjaan itu memang di jalankan dirinya karena kalau di kerjakan oleh kelompok penerima program takutnya tidak sesuai spek karena mereka tidak membidangi terkait kontruksi bangunan dan takut salah penempatan.
Lanjut Harsono mengatakan, “Karena di lihat dari trackrecord kelompok itu sebelumya kurang begitu baik, takutnya ada penyalahgunaan, karena selama ini dari kelompok juga tidak ada perkembangan yang baik terkait fasilitas pertanian, bahkan mereka terkesan sudah vakum atau tidak pernah ada kegiatan untuk pergerakan di bidang pertanian”, ucapnya.
“Pekerjaan tersebut di laksanakan oleh kepala desa sendiri karena kepala desa pingin melihat pekerjaan di desanya berjalan sesuai dengan spek dan hasil dari pekerjaan itu biar maksimal kualitasnya dan bisa di rasakan oleh generasi yang ada di desanya tidak seperti waktu di pegang oleh kelompok yang hasilnya kurang maksimal,” pungkasnya.
(SUTARJO)